Friday, April 30, 2010

INS Shivalik Frigate Siluman Pertama Buatan India

Pembukaan selubung papan nama INS Shivalik oleh Menhan India. (Foto: PIB)

30 April 2010 -- Angkatan Laut India mengoperasikan frigate siluman pertama INS Shivalik (F-47) dari tiga kapal yang dibuat di galangan kapal dalam negeri Mazagon Docks Limited, Kamis (29/4).

Diberitakan INS Shivalik kapal perang siluman terpanjang di dunia di kelasnya.Negara lain yang mempunyai kemampuan membangun kapal perang siluman, diantaranya Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Perancis, Swedia, Cina, Jepang dan Italia.

Frigate berbobot 6200 ton, panjang 142,5 meter dan lebar 16,9 meter, jarak jelajah 5000 nm pada kecepatan 18 knot dengan jumlah awak 257 orang termasuk 35 perwira.

Dua frigate kelas Shivalik (Projet-17) INS Satpura dan INS Sahyadiri direncanakan dioperasikan akhir tahun ini dan pertengahan tahun depan. Kapal perang siluman selanjutnya diharapkan dibangun dibawah Project-17A.

Sistem persenjataan dan sensor kapal perang mengintegrasikan buatan India, Rusia, Israel serta negara barat lainnya.

Sistem managemen tempur disebut CMS-17 dirancang dan dikembangkan AL India dan dibuat oleh Bharat Electronics (Ghaziabad).

Frigate Shivalik dilengkapi juga kemampuan perang NUBIKA (Nuklir Biologi Kimia). Total Atmospheric Control System (TACS) yang canggih memastikan udara yang masuk ke dalam kapal tersaring dari unsur radioaktif, kimiawi dan biologi. Sehingga melindungi awak kapal dan sistem kapal meskipun beroperasi di daerah yang terkontaminasi NUBIKA.

Kapal mampu menghasilkan air bersih, menyediakan makanan India, Kontinental dan Asia termasuk roti dan es krim.

Frigate dipersenjatai sistem rudal pertahanan udara Shtil, sistem rudal anti kapal permukaan Eight Klub VLS, jarak jangkau hampir 300 km, anti kapal selam peluncur roket RBU 6000 24 barrel, serta dua helikopter dilengkapi sonar dan torpedo serta Meriam OtoMelara 76 Super Rapid, jarak jangkau 15-20 km.

INS Shivalik saat diresmikan. (Foto: Ajai Shukla)


INS Shivalik saat dibangun. (Foto: Ajai Shukla)

RIA Novosti/@beritahankam

No comments:

Post a Comment