Thursday, November 12, 2009

Kohanudnas Miliki Peran Strategis

Awak pesawat tempur F-16 bersiap melakukan Operasi Tetuka 2009 di pangkalan udara Samratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (11/11). Operasi yang menggunakan 4 pesawat tempur F-16 tersebut dibawah Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) dengan skenario melakukan menyergap (intercept) pesawat asing yang memasuki wilayah Indonesia pada malam hari. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ed/pd/09)

12 November 2009, Jakarta -- Kohanudnas atau komando pertahanan udara nasional adalah komando gabungan Khusus sebagai salah satu komando utama operasi TNI, yang memiliki peran amat strategis dalam menghadapi tantangan dan ancaman terhadap wilayah udara nasional.

Kata Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, dalam amanatnya dibacakan oleh Kasum TNI, Laksdya TNI Y. Didik Heru Purnomo, pada penutupan Geladi Lapangan Hanudnas Tutuka XXXIII tahun 2009, di ruang Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional (Popunas) Mako Kohanudnas di Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (12/11).

Panglima TNI mengatakan, geladi lapangan Hanudnas ”Tutuka” XXXIII tahun 2009 kali ini merupakan salah satu upaya dan jawaban untuk mengetahui sampai dimana tingkat kemampuan dan batas kemampuan Kohanudnas, bila dihadapkan dengan trend tantangan dan ancaman yang dihadapi. Sudah barang tentu, kesemuanya itu dituntut kesiapsiagaan TNI dalam menghadapi berbagai kemungkinan perlu adanya kesiapan yang matang dan sempurna dari semua unsur TNI sebagai alat dan komponen utama pertahanan negara.

Hal tersebut sejalan dengan UU RI Nomor 23/Prp Tahun 1959 tentang keadaan bahaya dan UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Akan tetapi, kata Panglima TNI, pada sisi lain dalam menghadapi ancaman kedirgantaraan yang tidak semakin ringan, seperti pelanggaran wilayah udara, peredaran satelit mata-mata dan perang elektronika baik dalam skala terbatas, luas dan terbuka yang pada akhirnya tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan persepsi sampai dengan pergesekan dan konflik kepentingan antar negara.

Sebelum mengakhiri amanatnya Panglima TNI memberikan penekanan agar latihan dilaksanakan secara berkesinambungan, efektif dan efisien, sehingga profesionalisme prajurit dan satuan TNI, dapat dipelihara dan ditingkatkan sesuai dengan hakekat dan ancaman yang kita hadapi; koordinasi secara matang dengan semua unsur dan institusi TNI, sehingga terwujud koordinasi dan singkronisasi dalam setiap penugasan; Laksanakan evaluasi dan konsolidasi paska latihan agar terwujud kesesuaian dan keserasian antara hasil latihan dengan kondisi riil kesatuan. Dengan demikian kita akan dapat melaksanakan pengembangan dan pembinaan satuan secara terus menerus dan berkesinambungan.

POS KOTA

No comments:

Post a Comment